Google Menang Kasus Hak Cipta dengan Genius
Google akhirnya keluar sebagai pemenang dalam kasus hak cipta yang diajukan oleh aggregator lirik Genius di pengadilan New York pada akhir tahun 2019. Genius mengklaim bahwa Google telah mencuri lirik dari platform mereka dan menampilkannya di hasil pencarian Google tanpa izin sebelumnya. Namun, kasus tersebut akhirnya ditolak oleh US District Judge Margo Brodie pada tahun 2020 dan dipertahankan oleh 2nd US Circuit Court of Appeals pada Maret tahun lalu. Pada September, Genius meminta Mahkamah Agung AS untuk meninjau kembali kasus tersebut, yang kemudian membuat Mahkamah Agung AS mencari pendapat Solicitor General Elizabeth Prelogar dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengenai perspektif kasus tersebut.
Prelogar akhirnya menyampaikan pendapatnya kepada mahkamah, yang setuju dengan pendapat pengadilan sebelumnya bahwa kasus tersebut sebenarnya dilindungi oleh hukum hak cipta dan bukan kasus pelanggaran persyaratan layanan (ToS) Genius. Prelogar juga menyatakan bahwa Genius akan memiliki kasus yang lebih kuat jika mereka meminta setiap pengunjung situs mereka untuk setuju dengan ToS mereka. Hal ini dikarenakan kebanyakan pengunjung tidak tahu bahwa Genius memiliki dokumen ToS.
Google merasa lega dengan keputusan mahkamah tersebut dan menyatakan bahwa mereka menggunakan lisensi teks lirik dari pihak ketiga dan tidak meretas atau mengambil lirik dari situs web lain. Namun, Genius merasa kecewa dengan keputusan tersebut dan mengatakan bahwa keputusan tersebut dapat membuka jalan bagi perusahaan besar lainnya untuk mencuri konten dari platform yang menyediakan konten publik.
Cara Genius Mendeteksi Lirik yang Dicuri
Sebelum kasus tersebut, Genius menemukan cara cerdas untuk mendeteksi lirik yang dicuri dengan memanfaatkan perubahan format yang tidak terlihat oleh mata telanjang tetapi dapat dideteksi oleh Genius. Namun, keterbatasan opsi hukum membuat Genius kesulitan untuk memperoleh keputusan yang menguntungkan dari pengadilan.
Genius juga mengklaim bahwa pendapatan iklannya menurun karena Google membuat lirik tersedia langsung di hasil pencarian mereka. Genius bahkan mengajukan tuntutan senilai $50 juta terhadap Google dan mitra sourcing pihak ketiga mereka, LyricFind.
Kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana persyaratan layanan yang efektif dapat melindungi hak cipta konten publik. Genius berharap bahwa kasus ini dapat membawa perubahan dalam perlindungan hak cipta dan penggunaan konten publik di platform daring.
Meskipun Genius tidak berhasil memenangkan kasus tersebut, hal ini dapat memberikan pelajaran bagi perusahaan teknologi lainnya untuk memperhatikan persyaratan layanan dan hak cipta ketika menggunakan konten publik di platform mereka. Akhirnya, kasus ini menggarisbawahi pentingnya perlindungan hak cipta dan persyaratan layanan yang jelas dalam penggunaan konten publik di era digital.
Disarikan dari: Citation