Kontroversi di Final Piala FA: Lindelof Terkena Lemparan Barang dan Gol Penalti Fernandes
Final Piala FA antara Manchester United dan Manchester City di Wembley berlangsung dengan penuh kontroversi ketika Victor Lindelof terkena lemparan barang oleh seorang penggemar Manchester City selama perayaan gol penyama oleh Bruno Fernandes. Insiden tersebut diinvestigasi oleh wasit Paul Tierney dan VAR digunakan untuk memberikan penalti pada Manchester United.
Lindelof Terkena Lemparan Barang
Setelah gol penalti Bruno Fernandes untuk menyamakan kedudukan, pemain-pemain Manchester United menuju tiang sudut untuk memberi selamat kepada kapten mereka. Namun, suasana seketika suram ketika Victor Lindelof terkena lemparan barang dari kerumunan. Beruntung, pemain Swedia tersebut berhasil bangkit dan melanjutkan pertandingan, meskipun terlihat kesulitan saat berdiri.
Wasit Paul Tierney segera menginvestigasi insiden tersebut setelah Fernandes dan Casemiro melontarkan protes kepada wasit dan para penggemar Manchester City. Kedua pemain terlihat mengangkat bahunya dengan tatapan heran pada penggemar City.
Gol Penalti Fernandes
Penalti Fernandes terjadi setelah VAR mengevaluasi tindakan Jack Grealish yang mengarahkan bola ke tangannya di dalam kotak penalti Manchester City. Wasit dan asisten wasit tidak menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran pada waktu normal, tetapi VAR kemudian menemukan bahwa sikap Grealish yang tidak normal saat tangan mengarah ke arah bola menyebabkan penalti.
Dalam upaya untuk menarik perhatian wasit, pemain-pemain Manchester United telah memprotes keputusan wasit sebelumnya. Dengan gol Fernandes, Manchester United berhasil menyamakan kedudukan setelah awalnya ketinggalan 1-0 dari gol cepat Ilkay Gundogan.
Meskipun pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1 di babak pertama, para penggemar sepak bola mengutuk tindakan kriminal yang dilakukan oleh penggemar Manchester City yang melempar barang pada pemain lawan.
Perlindungan Pemain Sepak Bola dari Tindakan Kekerasan Penggemar
Insiden di final Piala FA menggarisbawahi perlunya melindungi para pemain sepak bola dari tindakan kekerasan oleh penggemar. Perlindungan bagi para pemain harus menjadi prioritas bagi klub dan otoritas sepak bola.
Pada tahun 2019, mantan pemain Arsenal, Mesut Ozil, terkena lemparan botol air selama pertandingan melawan Manchester United. Insiden tersebut mengangkat kekhawatiran tentang keamanan pemain di lapangan.
Kemudian, pada tahun 2021, Marcus Rashford dan beberapa pemain sepak bola lainnya di Inggris mengalami pelecehan dan ancaman di media sosial setelah gagal mencetak gol pada pertandingan besar. Insiden ini memicu gerakan #StopOnlineAbuse yang menuntut tindakan tegas untuk melindungi para pemain.
Perlindungan bagi para pemain tidak hanya perlu dilakukan di lapangan, tetapi juga di luar lapangan. Pihak klub dan otoritas sepak bola harus bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan yang mengatur tindakan kekerasan dan pelecehan terhadap pemain.
Keselamatan pemain harus diutamakan dalam setiap keputusan yang diambil oleh klub dan otoritas sepak bola. Tindakan preventif dan penalti yang tegas harus diterapkan untuk mencegah insiden seperti yang terjadi di final Piala FA.
Dalam dunia sepak bola yang penuh gairah, perlindungan bagi para pemain harus menjadi prioritas bagi semua pihak yang terlibat dalam olahraga yang kita cintai. Insiden di final Piala FA harus menjadi alarm bagi kita semua untuk terus memperjuangkan perlindungan dan keselamatan para pemain di lapangan dan di luar lapangan.
Disarikan dari: Source