Mauricio Pochettino: Menguasai Konferensi Pers atau Justru Terjebak dalam Tekanan?
Mauricio Pochettino, pelatih asal Argentina yang kini akan menangani Chelsea, pernah dikenal sebagai sosok yang piawai dalam menghadapi konferensi pers. Namun, citra tersebut berubah ketika dia menangani Paris Saint-Germain (PSG). Kehadirannya di klub elite Prancis tersebut dianggap gagal oleh sejumlah pengamat karena dianggap tak mampu menghadapi tekanan dan ego pemain yang ada di klub.
Seorang jurnalis dari L’Equipe, Pierre-Etienne Minonzio, menjelaskan bagaimana Pochettino yang pernah sukses dalam konferensi pers di Inggris, menjadi sangat berbeda saat menangani PSG. Minonzio mengatakan bahwa Pochettino cenderung berbicara sangat hati-hati dengan bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi saat Pochettino menangani Tottenham Hotspur di mana dia satu-satunya orang yang berbicara di klub tersebut.
Menurut Minonzio, perubahan gaya komunikasi Pochettino di PSG terjadi karena klub tersebut sebelumnya telah memiliki sejarah manajer yang gagal dalam menghadapi tekanan media. Sebelum Pochettino menangani klub, Thomas Tuchel pernah menjadi pelatih PSG. Namun, Tuchel dianggap terlalu ofensif dalam berkomunikasi dengan media dan akhirnya dipecat. Hal tersebut telah membuat Pochettino merasa perlu untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan media.
Sayangnya, kehati-hatian tersebut justru membuat Pochettino dianggap tidak nyaman dalam menghadapi konferensi pers. Dia kerap memberikan jawaban singkat dan terkesan tidak senang ketika berada di depan publik. Akhirnya, meskipun berhasil memenangkan gelar juara bersama PSG, Pochettino dipecat dari klub.
Pochettino: Tantangan Baru bersama Chelsea
Setelah gagal bersama PSG, Pochettino kini memiliki kesempatan untuk memperbaiki citranya sebagai seorang pelatih dengan menangani klub Premier League, Chelsea. Namun, tantangan yang dihadapi oleh Pochettino tidaklah mudah. Dia harus mampu mengatasi masalah yang ada di dalam skuad Chelsea yang dianggap terlalu tua dan kurang berkembang.
Selama beberapa musim terakhir, Chelsea kerap gagal memenuhi ekspektasi para penggemarnya. Meski telah mengeluarkan banyak uang untuk merekrut pemain-pemain bintang, klub asal London tersebut belum mampu tampil konsisten di atas lapangan. Oleh karena itu, peran Pochettino sebagai pelatih baru di klub tersebut sangat penting dalam membawa perubahan.
Pochettino dikenal sebagai seorang pelatih yang piawai dalam mengembangkan pemain muda. Hal ini bisa menjadi solusi bagi Chelsea yang saat ini masih mengandalkan pemain senior seperti Cesar Azpilicueta, Thiago Silva, dan N’Golo Kante. Jika mampu mengembangkan para pemain muda di klub tersebut, Pochettino bisa membawa perubahan yang positif bagi Chelsea.
Selain itu, Pochettino juga harus mampu menangani egosentris pemain di klub tersebut. Seperti yang telah terjadi ketika dia menangani PSG, Pochettino perlu menemukan cara untuk menghadapi pemain bintang seperti Romelu Lukaku, Timo Werner, dan Kai Havertz. Jika berhasil mengelola ego pemain dengan baik, Pochettino memiliki peluang untuk membawa Chelsea kembali ke jalur kemenangan dan memenangkan gelar juara di musim mendatang.
Disarikan dari: Source