Mantan Manajer Leeds dan Reading, Brian McDermott, Buka-bukaan tentang Kecanduan Alkoholnya dan Kesembuhan yang Ditemukan

Mantan manajer Leeds United dan Reading, Brian McDermott, mengungkapkan bahwa alkoholisme sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak ia dewasa. Namun, ia berhasil mengatasi masalah tersebut dengan bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya. McDermott adalah lulusan akademi Arsenal yang memulai debutnya di tim utama pada tahun 1979. Ia bermain bersama dengan beberapa pemain top seperti Pat Jennings, Pat Rice, David O’Leary, Liam Brady, dan Frank Stapleton. McDermott mengungkapkan kepada FourFourTwo bahwa minum alkohol sangat disukai di klub sepak bola pada waktu itu.

“Ketika saya pertama kali mencoba minum alkohol, saya langsung mabuk dan itu membuat saya tidak bisa berhenti minum. Meskipun saya bisa bermain beberapa waktu tanpa minum, pada tahun ’70 dan ’80-an minum alkohol di klub sepak bola adalah hal yang disukai. Semua tim terbaik dan pemain terbaik bisa minum alkohol. Semua hal berkaitan dengan minuman keras,” kata McDermott.

Menurutnya, minum alkohol adalah solusi sementara untuk masalah yang dihadapi. Seperti kecanduan apapun, itu adalah solusi untuk masalah sementara hingga pada suatu saat tidak bekerja lagi. Ia bisa berfungsi dengan baik sebagai pemain sepak bola atau manajer, tapi pada akhirnya, minum alkohol membawa dampak buruk bagi dirinya.

Memasuki klub sepak bola di masa lalu, McDermott menemukan bahwa minum alkohol diizinkan dan bahkan didukung oleh staf klub. Jika para pemain tidak ikut dalam acara minum-minum, maka mereka akan mendapatkan denda. Menurut McDermott, situasi tersebut memicu dirinya untuk terus minum alkohol.

Sub-topik 1: Keputusan berhenti minum alkohol

Meskipun McDermott telah mengalami dampak negatif dari minum alkohol, ia tidak sepenuhnya menyadari hal tersebut hingga ia menjadi pengamat di klub sepak bola masa kecilnya selama tujuh tahun terakhir. Pada tanggal 15 Februari 2015, ia memutuskan untuk berhenti minum alkohol. Ia menyadari bahwa minum alkohol membuatnya merasa sedih, cemas, dan depresi. Ia kemudian meminta bantuan kepada istrinya untuk mengatasi masalah tersebut.

“Istri saya membantu saya untuk menemukan seseorang yang dapat membantu. Saya bergabung dengan kelompok yang memahami tentang alkoholisme. Saya mulai merasakan kembali perasaan baik dan buruk. Meskipun terkadang memiliki perasaan tidak menyenangkan, tetapi saya sudah tahu bagaimana cara mengatasinya,” kata McDermott.

Sub-topik 2: Menjaga kestabilan hidup

Setelah melewati masa sulit dalam hidupnya, McDermott kini bekerja sebagai direktur sepak bola di klub Skotlandia, Hibernian. Ia mengatakan bahwa sekarang ia merasa damai dan nyaman tanpa alkohol. Selain itu, ia juga membuka diri tentang masalah alkoholisme di klub sepak bola maupun perusahaan yang tidak terkait dengan sepak bola.

“Sekarang saya memberikan ceramah dan presentasi tentang pengalaman saya. Saya berbicara tentang bagaimana saya bisa mengatasi masalah alkoholisme. Saya tidak memberikan nasihat, saya hanya berbicara tentang pengalaman saya. Jika ada yang membutuhkan bantuan, saya akan mengarahkan mereka ke tempat yang tepat,” ujarnya.

McDermott mengakui bahwa terkadang ia masih merasakan perasaan tidak nyaman, tetapi ia bisa mengatasi perasaan tersebut dengan baik. Menurutnya, semua orang pasti memiliki perasaan tersebut, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menghadapinya. McDermott berharap bahwa pengalamannya bisa memberikan inspirasi bagi orang lain untuk mengatasi masalah alkoholisme.

Disarikan dari: Citation