Messi Memilih Inter Miami Ketimbang Barcelona
Kisah kepindahan Lionel Messi ke Inter Miami menjadi berita besar dalam dunia sepakbola. Jika saja Barcelona dapat memberikan jaminan yang diinginkan oleh Messi dan keluarganya, mungkin saja Messi akan kembali ke klub lamanya. Namun, Barca tidak dapat memenuhi keinginan tersebut. Sebagai gantinya, Messi mengambil langkah sendiri dan memutuskan untuk bergabung dengan Inter Miami.
Ini merupakan kesuksesan besar bagi David Beckham, terutama karena rekan tim lamanya di Barcelona, Sergio Busquets, juga baru-baru ini bergabung dengan klub MLS tersebut. Banyak yang membicarakan keterlibatan Apple dan Adidas dalam kesepakatan ini, namun agen ternama, Jon Smith, percaya bahwa ini hanya awal dari kesepakatan kreatif serupa yang akan terjadi di masa depan.
Smith mengungkapkan bahwa Messi memiliki mitra bisnis yang terlibat dalam kesepakatan ini, yang merupakan orang di dunia korporat. Menurutnya, ini adalah wilayah yang subur dimana klub dapat menciptakan peluang pendanaan melalui sponsor korporat. Di MLS, model ini sudah berjalan beberapa tahun terakhir, dan Smith yakin bahwa model ini akan semakin berkembang di masa depan.
Meskipun pendukung yang terbiasa dengan praktik bisnis tradisional dalam pembelian pemain mungkin tidak terkesan dengan keterlibatan perusahaan demi keuntungan finansial, pandangan seperti itu dianggap kuno. Sepakbola telah mengalami perubahan selama beberapa dekade ini, terutama dengan gaji pemain bintang yang mencapai jutaan poundsterling. Kesepakatan seperti yang dilakukan Messi kemungkinan akan menjadi hal yang biasa di masa depan, seperti yang dikatakan oleh Smith.
Perubahan Paradigma dalam Bisnis Sepakbola
Perpindahan Messi ke Inter Miami memberikan gambaran tentang perubahan paradigma dalam bisnis sepakbola. Selama ini, klub sepakbola mengandalkan pendapatan dari penjualan tiket pertandingan, hak siar, dan sponsor pakaian olahraga. Namun, dengan semakin tingginya gaji pemain dan biaya operasional klub, klub-klub sepakbola perlu mencari sumber pendapatan baru.
Keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan transfer pemain dapat menjadi solusi yang menarik. Seperti yang terjadi dalam transfer Messi, perusahaan seperti Apple dan Adidas dapat berperan penting dalam mendanai kepindahan pemain. Kesepakatan semacam ini memberikan keuntungan finansial bagi klub dan juga memberikan eksposur merek kepada perusahaan yang terlibat.
MLS, liga sepakbola di Amerika Serikat, telah menggunakan model ini dalam beberapa tahun terakhir. Klub-klub MLS telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan untuk mendanai kepindahan pemain bintang. Dalam kasus Messi, kesepakatan dengan Inter Miami melibatkan perusahaan seperti Apple dan Adidas. Hal ini menjadi contoh bagaimana klub sepakbola dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk menciptakan kesepakatan yang saling menguntungkan.
Perubahan paradigma ini tidak hanya berlaku dalam hal transfer pemain, tetapi juga dalam pendanaan klub secara keseluruhan. Klub-klub sepakbola mulai melirik sumber pendapatan seperti sponsor korporat, hak siar digital, dan pengembangan merek. Semakin kreatif klub dalam mencari pendanaan, semakin mungkin mereka dapat bertahan dan bersaing di level tertinggi.
Dalam era modern ini, bisnis sepakbola tidak bisa terlepas dari pengaruh korporat. Kesepakatan seperti yang dilakukan oleh Messi dengan Inter Miami hanya menjadi awal dari tren baru dalam bisnis sepakbola. Klub-klub sepakbola perlu terus beradaptasi dengan perubahan ini untuk tetap bersaing dan menjaga keberlangsungan klub.
Disarikan dari: Source