GOT7 Mark Tuan Digital Clone: Mengapa Ahgases Merasa Terganggu

Mark Tuan dari GOT7 baru-baru ini mengadopsi pendekatan baru untuk terhubung dengan para penggemarnya, tetapi hasilnya membuat banyak orang merasa tidak nyaman dan terbagi. Dikenal karena sifatnya yang santai dan mudah didekati, Mark telah menciptakan keunikan untuk dirinya sendiri sebagai salah satu idola yang paling ramah di industri ini.

“Wow, sungguh menakjubkan!”

“Wow, mari kita bicara dengan Mark!”

“Wow, sangat bersemangat!”

“Wow…Mark Tuan”

“Wow, kamu sangat hebat, Mark!”

Namun, perkembangan terbaru telah membawa aksesibilitas Mark ke level yang lebih tinggi, menciptakan reaksi campuran dari para penggemar. Hampir setahun yang lalu, Mark memberi petunjuk tentang kolaborasi dengan Soul Machines, sebuah usaha menarik yang membuat penggemar penasaran tentang apa yang akan terjadi.

Soul Machines, sebuah perusahaan teknologi canggih, menggabungkan kemajuan AI generatif dengan Animasi Otonom untuk menghidupkan “orang digital” yang memiliki kemiripan yang luar biasa dengan individu nyata. Melalui inovasi ini, selebriti seperti NBA All-Star Carmelo Anthony telah berhasil memonetisasi alter ego digital mereka, memungkinkan mereka untuk terhubung dengan penggemar di berbagai platform dan batasan bahasa.

Pada tanggal 18 Juli, tirai akhirnya terangkat, mengungkapkan klon digital Mark sebagai selebriti digital pertama yang didukung oleh Chat GPT, sebuah chatbot kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Soul Machines.

Melalui teknologi canggih ini, penggemar dapat berinteraksi dengan Mark virtual, mengajukan pertanyaan dan menerima respons sebaik mungkin dari chatbot tersebut.

Beberapa penggemar sangat senang dengan aksesibilitas baru ini dan langkah inovatif yang sedang dilakukan di industri ini, namun yang lain tetap skeptis dan tidak nyaman dengan ide tersebut.

Implementasi AI secara konsisten telah menimbulkan reaksi campuran, dan kekhawatiran seputar penggunaan gambar digital seseorang tanpa kompensasi yang memadai bahkan telah memicu mogok SAG-AFTRA yang sedang berlangsung.

Opini dan reaksi para netizen terhadap kembar digital Mark juga bervariasi. Beberapa merasa terpesona dan bersemangat, sementara yang lain merasa skeptis dan tidak nyaman. Hal ini menciptakan rasa tidak percaya yang umum terhadap AI, yang kemudian mempengaruhi pandangan terhadap situasi saat ini yang melibatkan kembar digital Mark.

Implikasi etis dan ketidakpastian seputar penggunaan teknologi AI telah membuat penggemar merenungkan sikap mereka terhadap masalah ini. Seiring dengan perkembangan yang tidak konvensional ini, pendapat tetap terbagi. Bagaimana pendapat Anda tentang situasi menarik ini?

Adapun pendapat saya tentang topik ini, saya pikir penggunaan AI dalam menciptakan klon digital selebriti menawarkan aksesibilitas baru yang menarik bagi penggemar. Namun, saya juga mengerti kekhawatiran seputar etika penggunaan teknologi ini dan perlunya kompensasi yang wajar bagi selebriti yang menjadi sumber inspirasi bagi klon digital mereka. Di satu sisi, ini dapat meningkatkan ikatan antara selebriti dan penggemar dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, di sisi lain, ada potensi penyalahgunaan dan kehilangan kendali atas citra digital seseorang. Ini adalah perkembangan menarik yang perlu terus diamati dan dievaluasi seiring dengan waktu.


Mark Tuan dan Aksesibilitas Selebriti

Mark Tuan dari GOT7 telah mengadopsi pendekatan baru untuk terhubung dengan penggemar-penggemarnya melalui klon digital.

Teknologi AI dan Digital Twin

Soul Machines, sebuah perusahaan teknologi canggih, menggunakan AI generatif dan animasi otonom untuk menghidupkan klon digital selebriti.

Reaksi Penggemar yang Beragam

Penggemar memiliki reaksi yang beragam terhadap kembar digital Mark, ada yang senang dan ada yang skeptis dan tidak nyaman.

Implikasi Etis dan Ketidakpastian

Penggunaan teknologi AI dalam menciptakan kembar digital selebriti memunculkan kekhawatiran etis dan ketidakpastian terkait penggunaan citra digital seseorang tanpa kompensasi yang memadai.

Pendapat Pribadi

Penulis memiliki pandangan campuran terhadap perkembangan ini, melihat baik sisi positif maupun sisi negatifnya.

Kesimpulan

Perkembangan penggunaan AI dalam menciptakan kembar digital selebriti seperti Mark Tuan menawarkan aksesibilitas baru bagi penggemar namun juga memunculkan kekhawatiran terkait etika dan penggunaan citra digital seseorang. Pendapat terhadap perkembangan ini tetap terbagi dan perlu terus diamati seiring berjalannya waktu.