Zuckerberg Tantang Visi Apple dalam Metaverse
Mark Zuckerberg, CEO Meta, menanggapi peluncuran headset Apple, Vision Pro. Dalam rapat internal dengan karyawan, Zuckerberg mengatakan bahwa Vision Pro tidak memiliki solusi ajaib yang belum dipikirkan oleh Meta, dan “menghabiskan tujuh kali lebih banyak uang” daripada headset Quest 3 yang baru saja diumumkan oleh Meta.
Menurut laporan dari The Verge, Zuckerberg menyebut Vision Pro tidak memiliki solusi ajaib dalam hal hukum dan fisika yang belum dipikirkan oleh tim Meta. Apple memilih untuk meningkatkan resolusi display dan menggabungkannya dengan teknologi terkini, namun hal ini membuat harga Vision Pro menjadi tujuh kali lebih mahal dari Quest 3. Selain itu, Vision Pro memerlukan banyak energi dan membutuhkan baterai serta kabel tambahan untuk penggunaan.
Namun, meskipun Vision Pro memiliki spesifikasi yang lebih baik, Zuckerberg menegaskan bahwa Meta tetap memegang prinsip untuk menjadikan produknya se-accessible dan se-affordable mungkin bagi semua orang. Quest 3 telah terjual puluhan juta unit dan memiliki visi untuk metaverse dan kehadiran secara fundamental sosial.
Zuckerberg mengatakan bahwa Meta lebih fokus pada interaksi sosial orang dalam metaverse dan penggunaannya untuk aktivitas, sementara Vision Pro menunjukkan demo tentang seseorang yang duduk sendirian di sofa. Menurutnya, ada perbedaan filosofi dalam cara Meta dan Apple mendekati pengembangan metaverse.
Meskipun demikian, Zuckerberg merasa senang melihat persaingan antara kedua perusahaan dan yakin visi Meta akan berhasil. Dia yakin bahwa perbedaan antara Meta dan Apple dalam pendekatan metaverse akan memperkaya pasar dan memberikan pilihan bagi konsumen.
Apple Masih Terlibat Sengketa Merek Dagang iPhone di Brasil
Apple masih terlibat dalam sengketa merek dagang iPhone di Brasil. IGB Electronica, sebuah perusahaan elektronik konsumen Brasil, yang pertama kali mendaftarkan nama “iPhone” pada tahun 2000, menghidupkan kembali sengketa itu.
IGB Electronica telah berjuang selama bertahun-tahun dengan Apple untuk mendapatkan hak eksklusif atas merek dagang “iPhone”, namun akhirnya kalah. Sekarang kasus ini dibawa kembali ke pengadilan oleh IGB Electronica dengan klaim bahwa Apple tidak mengikuti keputusan pengadilan sebelumnya yang membatasi penggunaan merek dagang di Brasil.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya merek dagang bagi perusahaan teknologi, terutama di pasar yang semakin kompetitif. Apple telah menghabiskan banyak uang dan waktu untuk membangun merek iPhone di seluruh dunia, dan sengketa ini menunjukkan betapa sulitnya mempertahankan merek dagang di negara-negara lain.
Namun, meskipun sengketa ini masih berlanjut, Apple tetap menjadi salah satu merek teknologi terbesar di Brasil. Menurut laporan dari Counterpoint Research, Apple menempati posisi keempat dalam penjualan smartphone di Brasil pada kuartal pertama tahun 2021.
Dalam industri teknologi yang terus berkembang, merek dagang menjadi semakin penting bagi perusahaan untuk membedakan diri mereka dari pesaing lainnya. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa merek dagang dapat menjadi suatu masalah jika tidak dikelola dengan baik dan efektif.
Disarikan dari: Link