Proyek Starline Google: Revolusi Panggilan Video dengan Teknologi AI
Proyek Starline milik Google merupakan salah satu inovasi terbaru dari perusahaan teknologi raksasa itu. Proyek yang telah diteasing selama dua tahun ini, bisa merevolusi panggilan video dengan membuat interaksi virtual terasa seperti nyata, bahkan melalui layar datar, tanpa menggunakan kacamata 3D atau headset VR. Baru-baru ini, YouTuber Marques Brownlee mendapat kesempatan untuk merasakan teknologi Starline secara langsung.
Saat ini, kamera-kamera konvensional masih kesulitan untuk mereproduksi persepsi kedalaman seperti yang dapat dilihat oleh mata manusia. Ditambah dengan penempatan kamera yang canggung pada sebagian besar ponsel, tablet, dan laptop, membuat kita tidak bisa menjaga kontak mata saat melakukan panggilan video. Meski telah mencoba menggunakan stereoscopic imaging dengan dua atau lebih lensa kamera selama beberapa dekade, tidak ada yang menjadi mainstream.
Proyek Starline adalah upaya Google untuk melakukan stereoscopic imaging pada interaksi video satu lawan satu, dengan bantuan teknologi modern seperti computer vision, machine learning, body tracking, dan spatial audio. Hasilnya adalah ilusi yang meyakinkan bahwa kita sedang berada dalam ruang yang sama dengan orang lain, meskipun melalui layar dan melalui internet, tanpa kacamata atau headset.
Tantangan Pengembangan Teknologi Starline
Meski demikian, pengembangan teknologi Starline masih memiliki beberapa tantangan. Beberapa segmen footage dalam video MKBHD dipotret menggunakan satu kamera saja, yang menciptakan gambar datar yang kurang memiliki kedalaman, seperti yang telah dibahas di awal artikel ini. Selain itu, glitchy artifacts terlihat mengelilingi subjek sepanjang video, seperti background virtual pada panggilan Google Meet.
Namun demikian, Google baru-baru ini memperkenalkan unit kompak yang terdiri dari layar 65 inci, yang Marques dan timnya dapat mencoba. Desain baru ini menghilangkan depth sensors dan menggunakan kekuatan AI untuk membuat peta kedalaman orang dari data kamera biasa. Peta kedalaman yang digabungkan dengan pelacakan kepala menciptakan efek paralaks, di mana kita bisa melihat sekeliling orang yang muncul di layar dengan cara menggerakkan kepala kita. Yang lebih mengesankan lagi adalah background putih polos yang dirender secara real-time, lengkap dengan bayangan kita di dinding virtual di belakang kita. Spatial audio menguatkan kesan itu dan membuat suara terdengar seakan-akan nyata.
Perlu diingat bahwa Proyek Starline hanya berfungsi untuk interaksi satu lawan satu saat ini. Harapannya, orang biasa dapat mencoba teknologi ini secara langsung suatu saat nanti, meskipun mungkin tidak cocok untuk digunakan sehari-hari, setidaknya dalam bentuknya yang sekarang. Dengan pengembangan lebih lanjut, Proyek Starline bisa menjadi salah satu inovasi yang akan mengubah cara kita berinteraksi selamanya.
Disarikan dari: Sumber