Saudara Perusahaan Oppo Lainnya Tinggalkan Pasar Eropa

Realme Menunda Bisnisnya di Jerman Akibat Sengketa Paten dengan Nokia

Realme, perusahaan yang dimiliki oleh BBK, mengumumkan bahwa mereka akan menunda bisnisnya di Jerman karena adanya sengketa paten yang sedang berlangsung dengan Nokia. Keputusan ini mengikuti langkah-langkah serupa yang diambil oleh Oppo dan OnePlus, dua perusahaan lain yang juga dimiliki oleh BBK dan berada dalam sengketa paten dengan Nokia.

Pada bulan Agustus 2022, Nokia memenangkan kasus sengketa paten melawan Oppo dan OnePlus, yang mengharuskan kedua perusahaan tersebut menghentikan semua upaya periklanan mereka di Jerman. Selain itu, juga terdapat rumor bahwa kedua perusahaan yang dimiliki oleh BBK tersebut akan keluar dari pasar Eropa pada bulan Maret tahun ini. Meskipun Oppo dengan cepat membantah laporan tersebut, namun mereka mengkonfirmasi bahwa bisnis mereka di Jerman sedang dihentikan. Sekarang, Realme, perusahaan BBK lainnya, juga menunda bisnisnya di negara tersebut karena sengketa paten yang sedang berlangsung dengan Nokia.

Dalam sebuah pernyataan kepada Nextpit, Realme mengkonfirmasi bahwa mereka akan “membatasi” bisnis mereka di Jerman. Seperti OnePlus dan Oppo, Realme tidak dapat mengiklankan produknya di Jerman karena sengketa paten yang sedang berlangsung dengan Nokia. Hal ini kemungkinan adalah alasan mengapa perusahaan ini mengalami penurunan “aktivitas bisnis” di wilayah tersebut.

Meskipun Realme tidak mengatakan bahwa mereka akan keluar dari pasar smartphone Jerman, langkah ini kemungkinan berarti Anda tidak akan menemukan smartphone terbaru mereka dijual di berbagai pengecer dan toko operator. Sementara Oppo dan OnePlus juga membatasi aktivitas mereka di Jerman, pelanggan masih bisa membeli produk mereka dari sebagian besar pengecer.

Realme berharap dapat mencapai penyelesaian dengan Nokia, namun sampai saat itu mereka memutuskan untuk mengalihkan sumber daya mereka ke pasar Eropa lainnya. Ini merupakan langkah yang cerdas, mengingat sengketa paten yang sedang berlangsung dan ketidakpastian situasi bisnis di Jerman.

Jika Anda sudah memiliki smartphone Realme dan tinggal di Jerman, Anda tidak akan terlalu terpengaruh oleh keputusan ini. Anda tetap akan mendapatkan dukungan layanan dan pembaruan perangkat lunak secara teratur. Menariknya, langkah Realme ini datang sekitar 10 hari setelah Vivo menghentikan operasinya dan menghapus semua produknya dari situs web Jerman mereka. Berbeda dengan Realme, Vivo tidak pernah secara resmi mengumumkan keputusan mereka untuk keluar dari pasar Jerman.

Sementara itu, Nokia menginginkan pembayaran lisensi per smartphone yang terjual untuk menyelesaikan sengketa paten ini. Namun, hukum Jerman akan memerlukan kedua belah pihak untuk memasuki perjanjian global, yang akan mengharuskan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh BBK membayar biaya lisensi untuk semua perangkat yang terjual di pasar internasional.

Dengan keluarnya Vivo dan Realme dari pasar Jerman, tidak ada lagi perusahaan BBK yang memiliki kehadiran di salah satu pasar smartphone Eropa terbesar. Langkah ini seharusnya menguntungkan pemain lain, termasuk Samsung, Xiaomi, Honor, dan Apple, yang akan mencoba memanfaatkan keluarnya Realme untuk meningkatkan pangsa pasarnya.

Dampak Sengketa Paten Nokia terhadap Perusahaan BBK di Jerman

Sengketa paten antara Nokia dengan perusahaan-perusahaan BBK, seperti Oppo, OnePlus, dan Realme, memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis mereka di Jerman. Setelah keputusan pengadilan yang memenangkan Nokia, perusahaan-perusahaan BBK terpaksa menghentikan upaya periklanan mereka di negara tersebut.

Hal ini tentu saja menjadi kerugian bagi perusahaan-perusahaan tersebut, terutama karena Jerman merupakan salah satu pasar smartphone terbesar di Eropa. Tidak dapat mengiklankan produk mereka akan berdampak pada penjualan dan kesadaran merek di negara tersebut. Oleh karena itu, keputusan untuk menunda bisnis di Jerman adalah langkah yang masuk akal bagi Realme dan perusahaan BBK lainnya.

Namun, keputusan ini juga memberikan peluang bagi pemain lain dalam industri smartphone. Samsung, Xiaomi, Honor, dan Apple dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperluas pangsa pasarnya di Jerman. Tanpa kompetisi dari perusahaan-perusahaan BBK, mereka dapat dengan lebih mudah menarik minat konsumen Jerman dengan produk mereka.

Di sisi lain, Nokia juga diuntungkan dengan kasus ini. Dengan memenangkan sengketa paten, mereka dapat memperoleh pendapatan tambahan melalui pembayaran lisensi dari perusahaan-perusahaan BBK. Selain itu, kemenangan ini juga dapat memperkuat citra Nokia sebagai pemegang paten yang kuat dan mendorong perusahaan lain untuk berhati-hati dalam melanggar hak kekayaan intelektual.

Sengketa paten ini juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual dalam industri teknologi. Perusahaan harus berhati-hati dalam meluncurkan produk baru dan memastikan bahwa mereka tidak melanggar paten yang dimiliki oleh pesaing atau perusahaan lain. Sengketa paten sering kali memakan waktu dan biaya yang besar, sehingga dapat menjadi hambatan bagi perusahaan untuk berkembang atau memasuki pasar baru.

Dalam kasus ini, Realme, Oppo, dan OnePlus harus menghadapi konsekuensi dari pelanggaran paten yang mereka lakukan. Sementara Nokia memiliki hak untuk mempertahankan kekayaan intelektualnya, perusahaan BBK harus menemukan cara untuk menyelesaikan sengketa ini dengan menghormati hak-hak paten Nokia.

Dengan demikian, sengketa paten antara Nokia dan perusahaan-perusahaan BBK di Jerman telah memiliki dampak yang signifikan bagi bisnis mereka. Keputusan untuk menunda bisnis di Jerman adalah langkah yang masuk akal bagi Realme dan perusahaan BBK lainnya, sementara memberikan peluang bagi pemain lain dalam industri smartphone. Sengketa paten ini juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual dalam industri teknologi.

Disarikan dari: Sumber