Bard, Chatbot AI Generatif Google, Mendapatkan Peningkatan Kemampuan Baru
Bard, chatbot AI generatif buatan Google, kembali mendapatkan pembaruan baru. Pada konferensi pengembang terbaru Google I/O 2023, perusahaan teknologi raksasa ini mengumumkan beberapa pembaruan untuk chatbot Bard. Kini, para pengguna Bard sudah dapat menikmati beberapa fitur baru yang telah dirilis, seperti eksportasi, mode gelap, dan dukungan Workspace, serta kemampuan baru dalam merangkum informasi.
Google telah mengirimkan email kepada pengguna Bard untuk menyampaikan pengumuman terbaru ini. Selain tiga fitur baru yang telah disebutkan di atas, Bard juga sudah dapat digunakan di lebih dari 180 negara dengan bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Selain itu, Bard juga tidak lagi menampilkan daftar tunggu, sehingga kesempatan untuk mencobanya kini semakin terbuka lebar.
Pada halaman eksperimen Bard, Google juga memposting pembaruan terbaru mengenai kemampuan Bard. Pada tanggal 15 Mei lalu, perusahaan teknologi tersebut mengumumkan bahwa Bard sudah dapat memberikan rangkuman yang lebih baik lagi berkat pengembangan model bahasa besar yang dimilikinya. Selain itu, Google juga menambahkan sumber-sumber yang digunakan sebagai referensi dalam balasan yang diberikan oleh Bard agar para pengguna dapat lebih mudah memahami informasi yang diberikan.
Namun, meskipun Bard terus mengalami perkembangan pesat, masih ada beberapa kendala yang harus diatasi untuk dapat menandingi kompetitor-kompetitornya. Salah satu masalah yang masih dihadapi oleh chatbot AI generatif adalah adanya kecenderungan untuk memberikan informasi yang salah sebagai fakta yang benar.
Pola Perkembangan Chatbot AI Generatif
Bard bukanlah satu-satunya chatbot AI generatif yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi. Beberapa kompetitor Bard, seperti GPT-3 buatan OpenAI dan DALL-E buatan NVIDIA, memiliki kemampuan yang tidak kalah canggih dalam menghasilkan teks yang mirip dengan karya manusia. Meskipun demikian, pola perkembangan kedua chatbot AI generatif tersebut berbeda dengan Bard.
OpenAI, misalnya, memilih untuk membatasi akses ke GPT-3 agar tidak disalahgunakan dan mengakibatkan dampak yang tidak diinginkan. Sebaliknya, Google memperkenalkan Bard dengan cara yang lebih terbuka untuk mendapatkan umpan balik dari para pengguna dan terus mengembangkannya.
Perbedaan pola perkembangan ini mencerminkan strategi masing-masing perusahaan dalam menghadapi tantangan dan risiko yang berkaitan dengan pengembangan teknologi AI generatif. Meskipun demikian, perkembangan pesat dalam teknologi AI generatif telah membuka peluang baru bagi pengembangan berbagai aplikasi dan solusi di berbagai bidang, seperti pembuatan konten, penerjemahan, dan pengolahan bahasa alami.
Kesempatan untuk mencoba Bard kini semakin terbuka lebar bagi para pengguna, terlebih dengan peningkatan kemampuan baru yang diberikannya. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu tertarik untuk mencoba Bard?
Disarikan dari: Sumber