Google: Kembali Mencoba Peruntungan di Dunia AR dan VR
Konferensi pengembang tahunan Apple telah berakhir, dan salah satu pengumuman terbesar yang dilontarkan adalah headset mixed reality baru bernama Vision Pro. Meskipun memiliki harga yang cukup menguras kantong, headset ini akan dirilis pada tahun depan dan menjanjikan pengalaman visual yang unik. Namun, apakah Google akan ikut memulai lagi dengan proyek AR dan VR-nya?
Google telah mencoba peruntungannya dengan Glass, sebuah wearable AR headset yang lebih dari satu dekade lalu. Namun, proyek ini gagal karena merupakan perangkat yang mahal dan hanya menarik minat niche kalangan pengembang dan early adopters. Terlebih lagi, proyek ini terjebak dalam hype cycle yang terlalu besar karena video konsep yang terlalu berlebihan. Sampai saat ini, teknologi yang dijanjikan oleh Glass belum ditemukan dalam bentuk kacamata biasa yang menarik; jika teknologi itu memang ada, pasti headset buatan Apple tidak akan terlihat seperti goggle ski.
Google juga mencoba VR melalui proyek Cardboard yang terjangkau sebelum beralih ke Daydream. Namun, VR berbasis ponsel selalu terasa seperti fenomena yang akan gagal; bahkan Samsung, yang mengalami kesuksesan dalam bidang ini, akhirnya menghentikan dukungan untuk produk Gear VR-nya. Meski begitu, virtual reality telah lebih banyak diadopsi daripada augmented reality, setidaknya dari segi hardware. Meta Quest 2 dengan harga yang terjangkau membantu menjadikannya salah satu headset VR yang paling banyak diadopsi, dengan perusahaan mengklaim hampir 20 juta unit terjual pada Maret lalu.
Dengan persaingan yang begitu ketat dan Apple yang merintis pasar dengan Vision Pro, apakah Google akan mencoba peruntungan lagi dalam proyek AR dan VR-nya? Perusahaan ini telah diketahui mengembangkan proyek AR yang akan bersaing dengan Vision Pro milik Apple. Terlebih lagi, pada acara I/O tahun lalu, Google juga memamerkan kacamata terjemahan AR, meskipun tidak jelas kapan atau apakah proyek ini akan dilanjutkan.
Mengingat Google sering mengakhirkan proyek-proyeknya, baik yang berlangsung secara internal maupun setelah bertahun-tahun berusaha, apakah Google akan kembali mencoba mengembangkan proyek AR atau VR? Atau apakah perusahaan ini sudah cukup sibuk dengan proyek lain dan tidak perlu menambah beban kerja dengan mencoba proyek baru?
Google dan Masa Depan AR dan VR
VR dan AR adalah teknologi yang sangat menarik dan memiliki potensi besar dalam mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Namun, teknologi ini masih terlalu mahal dan tidak praktis bagi kebanyakan orang. Namun, Google sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia tentu memiliki peran besar dalam mengembangkan teknologi ini agar lebih terjangkau dan dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Dalam upaya mengembangkan teknologi ini, Google harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, perusahaan harus mengatasi masalah harga. Harga yang terlalu mahal menjadi alasan utama mengapa teknologi AR dan VR masih belum diadopsi secara luas. Google harus mencari cara untuk membuat proyek AR dan VR-nya lebih terjangkau dan dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Kedua, Google juga harus berfokus pada mengembangkan aplikasi dan konten yang menarik bagi pengguna. Tanpa konten dan aplikasi yang menarik, teknologi AR dan VR hanya akan menjadi sekadar alat yang tidak berguna. Google harus bermitra dengan banyak pengembang aplikasi dan konten yang dapat membuat teknologi AR dan VR lebih menarik bagi pengguna.
Ketiga, Google juga harus memperhatikan perangkat keras yang digunakan untuk AR dan VR. Dalam hal ini, Google harus memastikan bahwa perangkat keras yang digunakan untuk AR dan VR dapat bekerja dengan baik dan memiliki kualitas yang baik. Perusahaan ini juga harus memperhatikan faktor-faktor seperti kenyamanan dan ergonomi, sehingga pengguna dapat menggunakan perangkat ini dengan nyaman dan tanpa rasa lelah.
Dalam mengembangkan teknologi AR dan VR, Google memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Namun, untuk mencapai potensi ini, Google harus memperhatikan beberapa hal seperti harga, konten, dan perangkat keras. Dengan memperhatikan hal-hal ini, Google dapat menciptakan teknologi AR dan VR yang lebih terjangkau dan menarik bagi pengguna.
Disarikan dari: Source