Membangun Model 3D Anjing dari Foto: Terobosan Baru dalam Rekonstruksi Hewan
Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan teknologi rekonstruksi 3D telah mengalami kemajuan pesat. Teknologi ini memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, termasuk biologi, konservasi, hiburan, dan pengembangan konten virtual. Salah satu aplikasi yang menarik adalah kemampuan untuk merekonstruksi bentuk dan sikap hewan dalam bentuk 3D. Perkembangan ini sangat penting karena dengan menggunakan gambar sebagai input, kita tidak memerlukan hewan untuk tetap diam, mempertahankan posisi tertentu, atau melakukan kontak fisik dengan pengamat.
Dalam artikel penelitian terbaru yang diterbitkan oleh para peneliti dari ETH Zurich, Max Planck Institute for Intelligent Systems, dan IMATI-CNR, mereka fokus pada tantangan rekonstruksi anjing dalam bentuk 3D dari sebuah foto tunggal. Mereka memilih anjing sebagai spesies model karena kemampuan hewan ini untuk melakukan gerakan kaki belakang yang kuat dan variasi bentuk yang luas antara ras-ras anjing. Selain itu, anjing sering terekam dalam berbagai sikap dan bentuk, sehingga data yang diperlukan untuk melatih model 3D dapat dengan mudah diakses.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan model 3D adalah kurangnya data pengamatan hewan. Dalam hal ini, data pengamatan anjing dalam berbagai sikap sangat terbatas, terutama dalam sikap duduk dan terlentang. Karena itu, algoritma yang ada cenderung menghasilkan hasil yang tidak akurat untuk sikap-sikap tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menggunakan informasi tentang kontak fisik dengan tanah. Mereka menyadari bahwa hewan, termasuk anjing, tunduk pada gravitasi dan oleh karena itu akan berdiri, duduk, atau berbaring di tanah.
Para peneliti menggunakan informasi ini untuk memperkirakan posisi anjing yang rumit dalam situasi sulit dengan banyak pemotongan diri. Mereka menemukan bahwa menggunakan informasi kontak dengan tanah sangat bermanfaat dalam mengestimasi posisi anjing yang rumit. Hal ini terutama berlaku untuk hewan berkaki empat seperti anjing, karena mereka memiliki lebih banyak titik kontak dengan tanah, lebih banyak bagian tubuh yang terhalang saat duduk atau berbaring, dan deformasi yang lebih besar.
Masalah lain yang dihadapi dalam pembangunan model 3D adalah kurangnya data yang dikumpulkan secara langsung dalam bentuk 3D. Sebagai gantinya, model sering dilatih menggunakan gambar 2D. Namun, pendekatan ini dapat menghasilkan rekonstruksi yang tidak akurat ketika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menggunakan pendekatan yang lebih santai dengan memperoleh label kontak dengan tanah dan menggunakannya sebagai panduan untuk mengoptimalkan rekonstruksi.
Dalam penelitian ini, para peneliti mengembangkan model baru yang disebut BITE (Barc In The Extrapolation). Model ini dapat mengestimasi bentuk dan sikap anjing dalam bentuk 3D dari sebuah gambar tunggal dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dalam pengujian mereka menggunakan dataset baru yang mengandung data 3D yang diperoleh dari pemindaian anjing nyata, para peneliti menunjukkan bahwa BITE mampu menghasilkan rekonstruksi yang realistis bahkan untuk sikap-sikap yang tidak ada dalam dataset pelatihan.
Penemuan ini memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi. Dalam bidang biologi dan konservasi, model 3D hewan dapat digunakan untuk mempelajari bentuk dan sikap hewan secara lebih mendalam. Dalam bidang hiburan dan pengembangan konten virtual, model 3D hewan dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman visual yang lebih realistis. Dengan kemampuan untuk merekonstruksi hewan dalam bentuk 3D dari sebuah gambar tunggal, teknologi ini dapat memudahkan pengguna dalam berbagai bidang untuk mendapatkan informasi penting tentang hewan tanpa perlu mengganggu atau mengamati hewan secara langsung.
Secara keseluruhan, penelitian ini merupakan terobosan baru dalam pengembangan teknologi rekonstruksi 3D. Dengan memanfaatkan keunggulan teknologi pemrosesan gambar dan memperkenalkan pendekatan baru untuk mengestimasi bentuk dan sikap hewan, para peneliti telah berhasil membangun model yang dapat merekonstruksi anjing dalam bentuk 3D dengan tingkat akurasi yang tinggi. Penemuan ini memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi dan dapat membantu memajukan penelitian dan pengembangan di berbagai bidang.
Disarikan dari: Sumber