Beijing Meluncurkan Kampanye Melawan Disinformasi yang Dihasilkan oleh Kecerdasan Buatan.

China Meluncurkan Kampanye untuk Melawan Berita Palsu yang Dihasilkan oleh AI

China, sebagai salah satu negara yang terus mengembangkan teknologi AI (Artificial Intelligence), kini sedang menghadapi masalah dengan berita palsu yang dihasilkan oleh teknologi tersebut. Oleh karena itu, Cyberspace Administration (CAC) China telah meluncurkan kampanye untuk memerangi berita palsu yang dihasilkan oleh AI di negara mereka.

Kampanye ini difokuskan pada penyedia berita, termasuk platform video pendek dan daftar pencarian populer. CAC secara khusus menyoroti praktik manipulatif seperti penggunaan AI virtual anchors, adegan studio palsu, akun berita palsu yang meniru yang sah, dan manipulasi berita untuk menciptakan alur cerita yang menyesatkan, yang biasanya dikenal sebagai clickbait.

Menurut CAC, mereka telah mengambil tindakan terhadap 107.000 akun berita palsu dan anchor palsu, serta menghapus 835.000 informasi palsu. Regulator internet ini mendorong warga negara untuk melaporkan setiap pertemuan dengan akun berita palsu online.

Namun, penerapan undang-undang media AI China yang efektif sejak 10 Januari 2023, tidak hanya menyasar individu seperti yang ditahan di provinsi Gansu, tetapi juga memegang penyedia layanan sintesis mendalam bertanggung jawab untuk mencegah penyalahgunaan algoritma AI untuk kegiatan ilegal seperti penipuan, penipuan, dan penyebaran informasi palsu.

Challenges bagi Perusahaan Teknologi AI di China

Penerapan undang-undang media AI China ini menimbulkan tantangan bagi perusahaan teknologi seperti Tencent, pengembang WeChat. Mereka perlu memastikan algoritme AI mereka tidak disalahgunakan. Tencent baru-baru ini memperkenalkan produk Deepfakes-as-a-Service yang pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk membuat manusia digital definisi tinggi dengan biaya tertentu, yang memunculkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan teknologi tersebut.

Namun, upaya pemerintah China untuk memerangi berita palsu dan mengatur komunikasi online menunjukkan komitmennya untuk menjaga lingkungan digital yang aman dan tepercaya, meskipun kekhawatiran tentang sensor dan pembatasan kebebasan berekspresi telah diangkat oleh para kritikus.

Sebagai individu, kita juga harus berhati-hati dalam membagikan informasi yang kita terima, khususnya di platform digital. Kita harus memverifikasi kembali keaslian informasi tersebut sebelum membagikannya ke orang lain. Hal ini akan membantu mencegah penyebaran berita palsu dan menjaga lingkungan digital yang aman dan sehat.

Disarikan dari: Citation